Sejarah Masjid K.A Toebagoes Abuyamin di Desa Demangan Ponorogo

Masjid Jami’ K.A Toebagoes Abuyamin di Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo nampak dari depan.

GARDAJATIM.COM: Masjid Jami’ K.A Toebagoes Abuyamin di Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, bukan sekadar tempat ibadah.

Masjid ini menyimpan sejarah panjang yang berkaitan dengan perjalanan dakwah dan perjuangan K.A Toebagoes Abuyamin, seorang keturunan Sultan Banten yang membawa misi penyebaran Islam di wilayah Jawa Timur.  

Awal Kedatangan K.A Toebagoes Abuyamin

K.A Toebagoes Abuyamin tiba di Desa Demangan setelah mendapat petunjuk dari ayahnya, Sultan Banten.

Ia berangkat dari Banten dengan dikawal satu peleton prajurit setia. Selain itu, Sultan Banten juga mengutus Toebagoes Idhar, keponakan atau sepupu K.A Toebagoes Abuyamin, untuk mencarikan tempat yang cocok bagi rombongan.  

Dalam perjalanan, keduanya terpisah. Toebagoes Idhar tiba lebih dulu di daerah yang kini menjadi Desa Demangan.

Di sana, ia bertemu dengan dua pengembara, Eyang Sodosari dan Eyang Majlari, yang kemudian bersama-sama membangun pemukiman kecil.

Beberapa tahun kemudian, Toebagoes Idhar berhasil menemukan kembali K.A Toebagoes Abuyamin dan mengajaknya menetap di tempat tersebut.  

Pembangunan Masjid dan Keajaiban Kayu Jati

Setelah menetap di Desa Demangan, K.A Toebagoes Abuyamin mulai membangun pemukiman dan merancang pendirian masjid sebagai pusat dakwah Islam.

Untuk itu, ia memerintahkan para santrinya mencari kayu yang kokoh di perbatasan Sooko dan Pulung.  

Para santri menemukan sebatang pohon jati besar dan menebangnya. Namun, ketika hendak membawanya, mereka mengalami kesulitan.

Tujuh pasang kuda yang disiapkan tidak mampu menarik kayu tersebut. Seorang santri melaporkan kejadian itu kepada K.A Toebagoes Abuyamin.  

Setelah tiba di lokasi, K.A Toebagoes Abuyamin memerintahkan agar semua kuda dilepaskan, kecuali sepasang.

Ia lalu mengambil lidi dari daun kelapa muda dan memecut kayu tersebut. Dengan izin Allah, kayu jati yang sebelumnya tak tergeser akhirnya bisa ditarik menuju Desa Demangan.  

Masjid Sebagai Simbol Keimanan

Kayu jati besar itu kemudian digunakan sebagai bahan utama pembangunan Masjid Jami’ K.A Toebagoes Abuyamin.

Seiring waktu, masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan simbol perjuangan dakwah di Ponorogo.

Masjid tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan Islam yang diwariskan turun-temurun.  

Hingga kini, Masjid Jami’ K.A Toebagoes Abuyamin tetap berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu sejarah penyebaran Islam di Ponorogo.

Masjid ini menjadi simbol keberkahan, keimanan, dan perjuangan dalam membangun peradaban Islam di wilayah tersebut.

Sumber: Imam Fatokah (Dzurriyah K.A Toebagoes Abuyamin)
Editor: M. Ng. Fajar Setiawan Wartoprasetyo

0/Post a Comment/Comments