Ilustrasi panen cabai. (Sumber : Swadayaonline)
GARDAJATIM.COM: Berkah bagi para perani yang panen cabai di bulan ramadhan, seperti halnya yang di rasakan oleh Agus Susanto, Kades Ploso, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Pria yang kesehariannya mengabdikan diri kepada masyarakat tersebut berhasil memanfaatkan lahan dan waktu luang setelah jam kerja dengan menekuni pertanian cabai.
Agus mengaku, apa yag dilakukan selama ini semata-mata karena keprihatinanya terhadap kondisi masyarakatnya, karena banyak generasi muda yang menjadi pengangguran bahkan bekerja diluar untuk mendapatkan penghasilan.
"Alhamdulillah yang saat ini kami tekuni, setelah kami mengabdi di desa ada waktu luang saya menyempatkan untuk menanam cabai. Niat dari awal saya adalah memberikan edukasi kepada petani muda, anak-anak muda yang saat ini ketergantungan bekerja di luar desa dan juga banyak sekali pemuda-pemuda di desa ini yang tidak punya pekerjaan," ujar Agus Susanto.
Ia bersyukur bisa membuktikan ide dan gagasan yang awalnya diragukan masyarakat itu bisa sukses dan benar-benar membuahkan hasil.
"Awalnya memang menjadi pembicaraan di wilayah kami, karena selama ini di desa kami rata-rata pertaniannya adalah padi, jagung, kacang dan ketela. Ketika saya mencoba melakukan penanaman cabai, pada waktu itu muncul beberapa pertanyaan dan juga sanggahan," beber Agus.
"Namun dengan adanya pengamatan demi pengamatan, kami mulai mengetahui bagaimana cara menanam cabai yang benar dan tepat di wilayah kami," imbuhnya.
Kegembiraan dan kebanggaan Agus bertambah ketika inovasi yang digagasnya di sambut antusias dan bermanfaat bagi warga setempat. Ia memilih lokasi berada di pinggir jalan agar usahanya tersebut dapat dilihat langsung oleh masyarakat.
"Alhamdulillah sudah bisa diterima oleh masyarakat, ternyata menanam cabai di daerah Ploso ini juga bisa berhasil. Dan saat ini, masyarakat kami sudah banyak yang ikut menanam, juga ada yang ke rumah bahkan ketika saya sore itu di kebun cabai banyak yang datang untuk belajar," ucapnya dengan nada gembira.
Sangat kebetulan sekali di saat harga cabai tinggi, cabai yang ditanam oleh Agus mulai panen. Hal ini menjadi kabar gembira bagi dirinya dan juga masyarakat yang ikut bertani cabai.
Lebih lanjut, Ia juga menceritakan bagaimana ketika di komplain karena menanam cabai pada saat musim penghujan.
"Di saat menanam yang saat ini panen, kebetulan waktu itu musim penghujan. Pada waktu itu juga menjadi sorotan dan ada yang bilang, 'Mbah kudune di pari disik ojo langsung lombok' (Mbah seharusnya ditanami padi dulu jangan langsung cabai)," kata Agus menirukan ucapan warganya.
Namun dirinya membuktikan bahwa ternyata menanam cabai di musim hujan juga bisa berhasil.
Selain itu, sebagai seorang kepala desa, Agus berharap desa yang dipimpinnya bisa menjadi pusat komoditas sayur-sayuran dan berbagai tanaman pala wija lainya, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Saya berharap, desa Ploso ini menjadi sebuah desa komoditi khususnya di sayuran, termasuk cabe ini. Dan menurut hemat pemikiran saya, lahan masih banyak yang bisa dimanfaatkan. Sangat lucu ketika sebagai petani cabai saja beli," pungkasnya. (Acr/Red)
Posting Komentar