Bantaran Sungai Tergerus, Warga Dusun Garon Cemas Hadapi Ancaman Longsor

Warga Berharap Kondisi Bantaran Diperkuat Dengan Tanggul atau Plengsengan | Selasa 18 Maret 2025 | Foto : Gardajatim.com

GARDAJATIM.COM: Warga Dusun Garon, RT 19 RW 03, Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, tengah menghadapi ancaman serius akibat erosi yang terus menggerus bantaran Kali Jeroan. 

Tanah yang semakin terkikis membuat sejumlah rumah berada dalam kondisi rawan longsor, terutama saat curah hujan tinggi.

Sebanyak tujuh rumah di sisi timur sungai kini berada di zona berbahaya.

Selain ancaman longsor, banjir juga kerap merendam permukiman warga saat debit air meningkat drastis. 

Kondisi ini membuat penduduk setempat terus dihantui rasa cemas setiap kali hujan deras turun.

Sugeng, salah satu tokoh masyarakat, mengungkapkan bahwa tanaman penyangga di sepanjang bantaran sungai yang sebelumnya menjadi penghalang alami kini telah habis terkikis arus deras. 

Hilangnya vegetasi ini mempercepat laju erosi dan meningkatkan risiko longsor.

"Setiap hujan deras, kami selalu merasa waswas. Tanah di sekitar rumah makin lama makin tergerus, dan kami takut tiba-tiba terjadi longsor," ungkap Sugeng dengan wajah penuh kekhawatiran, Selasa (18/03/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Asmini, warga lainnya yang tinggal dekat bantaran sungai, juga merasakan ketidaknyamanan yang sama. 

"Kami sering tak bisa tidur nyenyak karena khawatir tanah tiba-tiba ambrol. Apalagi saat hujan turun sepanjang malam, rasa takut makin besar," tuturnya.

Kondisi Bantaran Kali Jeroan Desa Garon, Balerejo, Madiun Pasca Banjir Merendam Kawasan | Selasa 18 Maret 2025 | Foto : Gardajatim.com

Menyadari bahaya yang mengancam, masyarakat berharap adanya tindakan konkret dari pihak terkait untuk menanggulangi erosi ini. 

Mereka mengusulkan pembangunan tanggul penahan atau penguatan bantaran sungai agar ancaman longsor dan banjir dapat diminimalisir.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Garon, Kuswanto, menjelaskan bahwa tanah yang tergerus sebenarnya merupakan bagian dari tanggul sungai yang sejatinya tidak diperuntukkan sebagai permukiman. 

Namun, karena keterbatasan lahan, beberapa warga tetap memanfaatkannya untuk dapur atau perluasan rumah. 

Akibatnya, struktur bantaran semakin lemah dan mudah tergerus air.

"Sebetulnya, area tersebut tidak boleh digunakan untuk bangunan. Tapi karena kebutuhan tempat tinggal, warga tetap memanfaatkannya. Ini yang menyebabkan bantaran semakin menyempit dan rawan terkikis banjir," jelas Kuswanto, Selasa (18/03/2025).

Namun demikian, sebagai upaya penanggulangan, Pemerintah Desa Garon tetap berupaya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) guna memperkuat tanggul dan menstabilkan bantaran sungai. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan BBWS dan berharap ada tindakan nyata untuk memperbaiki tanggul. Jika normalisasi dilakukan, risiko banjir dan longsor bisa berkurang secara signifikan," tambahnya.

Warga kini menantikan langkah konkret dari pemerintah daerah dan BBWS agar permasalahan ini segera tertangani sebelum dampaknya semakin parah. 

Keselamatan warga menjadi prioritas utama, dan sinergi antara masyarakat serta pemerintah diharapkan mampu menghasilkan solusi jangka panjang dalam mengatasi ancaman erosi di Dusun Garon. (Arg/Red)


0/Post a Comment/Comments