Warga Desa Temon Desak Kades Penuhi Tuntutan, Siap Lakukan Aksi Lebih Besar Jika Diabaikan

Hari Santoso (kiri) perwakilan warga bersama Kades Temon, Joko Prasetyo (kanan) usai menandatangani nota kesepakatan. (Foto: dok. Gardajatim.com)

GARDAJATIM.COM: Usai melakukan orasi, Mediasi antara perwakilan Aliansi Masyarakat Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, dengan Camat Ngrayun, Bambang Sucipto, Kepala Desa Temon, Joko Prasetyo, Sekretaris Desa, dan Ketua BPD, berlangsung intens, Kamis (13/2/2025). 

Warga terus mendesak agar tuntutan mereka segera dipenuhi oleh pemerintah desa.

Kepala Desa Temon, Joko Prasetyo bersama perwakilan warga, akhirnya menandatanagin nota kesepakatan, setelah mediasi yang berlangsung hampir 2 jam.

Kades Temon, Joko Prasetyo saat menandatangani nota kesepakatan bersama, disaksikan Camat Ngrayun, Bambang Sucipto dan jajaran perangkat desa.

Koordinator Aksi, Arip Santoso menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam jika tuntutan mereka diabaikan. 

“Langkah selanjutnya jika pihak pemdes tidak mengindahkan, kami akan sampaikan tuntutan itu tembusan ke 8 instansi. Jika tetap tidak dilaksanakan, kami akan melakukan aksi yang lebih besar,” ujarnya saat ditemui usai aksi.

Aliansi Masyarakat Desa Temon mengajukan 11 poin tuntutan, termasuk transparansi pengelolaan Dana Desa dan pemberhentian Kepala Desa beserta perangkat terkait jika ditemukan pelanggaran prosedur.

Menanggapi hal ini, Kepala Desa Temon, Joko Prasetyo menyatakan, bahwa sebagian besar tuntutan sudah dipenuhi. 

“Insyaallah dari 11 poin tuntutan itu sudah kami penuhi. Kami juga kesulitan berkomunikasi dengan lawyer aliansi untuk memastikan apa saja yang masih dianggap belum selesai,” jelasnya.

Aksi ratusan warga saat berada di depan Kantor Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo.

Joko menambahkan, bahwa jika prosedur mengharuskan dirinya dan perangkat desa mundur, maka pihaknya siap.

“Kalau memang prosedurnya seperti itu, kami siap mundur, tapi sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Warga menunggu langkah konkret pemerintah desa, sementara pihak desa berharap adanya komunikasi yang lebih jelas dengan perwakilan aliansi.

Jika tidak, gelombang aksi yang lebih besar diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat. (Fjr)

0/Post a Comment/Comments