Achmad Romadhoni atau yang akrab disapa Dhon (kiri) bersama Muhammad Nurwakit (kanan)
Salah satu kontraktor menuding bahwa pembayaran proyek senilai Rp 800 juta belum diselesaikan oleh pihak pemilik showroom.
Menanggapi tudingan tersebut, Achmad Romadhoni atau yang akrab disapa Dhoni, selaku pemilik Prabu Motor, mengklarifikasi melalui akun tiktok Prabu Motor Official.
Ia mengklaim, bahwa permasalahan ini sebenarnya sudah lama selesai dan telah diselesaikan secara kekeluargaan antara pihaknya dan kontraktor.
“Dari kami sebenarnya tidak ingin membuka masalah ini kembali, apalagi sampai ke jalur hukum. Namun, karena pihak mereka yang memulai terlebih dahulu, maka dengan berat hati kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum,” ujar Dhoni, Sabtu (22/2/2025).
Dhoni menegaskan, bahwa sebagai warga negara yang taat hukum, pihaknya akan menyelesaikan persoalan ini melalui jalur yang berlaku.
Ia juga enggan terlibat dalam perdebatan di media sosial terkait kasus ini.
“Kami tidak mau ambil pusing dengan debat kusir di media sosial. Kita buktikan saja nanti di jalur hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Muhammad Nurwakit, pemborong asal Madiun, memberikan klarifikasi terkait tuduhan bahwa pengerjaan proyek tidak sesuai spesifikasi.
Ia menegaskan, bahwa pekerjaannya telah dilakukan sesuai arahan pengawas yang ditunjuk langsung oleh pihak Prabu Motor.
“Pagar setinggi 2,5 meter dengan pondasi sedalam 4 meter berada di bawah pengawasan konsultan proyek yang ditunjuk oleh Doni Prabu, pemilik showroom,” jelas Nurwakit, Minggu (23/02/2025).
Namun, ia menyebut adanya pergantian pengawas proyek secara berulang menjadi faktor yang memengaruhi hasil akhir konstruksi.
Proses pembangunan pagar showroom Prabu Motor di Glonggong Madiun, sempat ambrol karena ada kesalahan teknis dari pengawas.
Menurutnya, kesalahan teknis muncul saat pengawas baru yang dinilai tidak memiliki kualifikasi memadai memberikan instruksi yang berisiko terhadap struktur bangunan.
“Dalam konstruksi, pondasi batu kali yang sudah tertanam bisa mengalami tekanan berlebih jika dilakukan pengurugan ulang dengan sirtu dan divibro. Awalnya pagar tampak baik-baik saja, tetapi setelah beberapa minggu atau bulan, terjadi hujan deras yang mengakibatkan tekanan tambahan di area tersebut hingga akhirnya ambrol,” ungkapnya.
Nurwakit menyayangkan pihak Prabu Motor justru menyalahkan pemborong,
Padahal sejak awal, Nurwakit telah memberikan peringatan mengenai risiko teknik yang diterapkan oleh pengawas baru.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pihaknya tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki pagar yang roboh, meskipun pengerjaan ulang memerlukan biaya besar.(red)
Posting Komentar