Logo Hari Pers Nasional 2025.
GARDAJATIM.COM: Setiap tahun, tanggal 9 Februari menjadi momen berharga bagi insan pers di Indonesia. Tahun ini, Hari Pers Nasional 2025 diperingati di Kalimantan Selatan dengan mengusung tema "Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa."
Sebuah tema yang menegaskan bahwa jurnalisme tidak hanya berkutat pada berita politik atau ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga salah satu aspek paling vital bagi kehidupan: pangan.
Ketahanan pangan bukan sekadar tentang produksi beras atau swasembada komoditas tertentu.
Lebih dari itu, ini adalah soal bagaimana kita memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap pangan yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, pers memiliki tiga peran utama: sebagai pengawas kebijakan, edukator masyarakat, dan fasilitator perubahan.
Pers sebagai Pengawas Kebijakan
Sebagai pilar keempat demokrasi, media harus berani mengkritisi kebijakan pangan yang tidak berpihak pada rakyat. Apakah distribusi pangan sudah merata? Apakah subsidi pertanian benar-benar sampai ke petani kecil? Apakah ada mafia pangan yang mempermainkan harga di pasar? Inilah tugas pers: menggali kebenaran, menyoroti ketimpangan, dan menuntut akuntabilitas dari pemerintah maupun pelaku industri.
Pers sebagai Edukator Masyarakat
Di tengah derasnya arus informasi, banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya ketahanan pangan. Pers harus mampu menghadirkan pemberitaan yang tidak hanya faktual, tetapi juga edukatif. Misalnya, bagaimana urban farming bisa menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan, bagaimana teknologi pertanian presisi bisa meningkatkan produktivitas, atau bagaimana pola konsumsi yang lebih bijak dapat mengurangi ketergantungan pada impor.
Pers sebagai Fasilitator Perubahan
Media tidak boleh hanya menjadi pengamat pasif. Kita harus menjadi jembatan antara petani, akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Dengan menghadirkan kisah-kisah sukses, mempertemukan pemangku kepentingan, serta mendorong gerakan kolektif, pers bisa menjadi katalisator dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Di era disrupsi digital, tantangan jurnalisme semakin kompleks. Namun, satu hal yang tidak boleh berubah adalah komitmen kita untuk menghadirkan informasi yang berkualitas dan berpihak pada kepentingan publik.
Hari Pers Nasional 2025 ini harus menjadi pengingat bahwa peran media lebih dari sekadar menyampaikan berita; kita adalah bagian dari solusi bagi kemandirian bangsa yang berdaulat dan tidak mudah terguncang oleh dinamika global.
Ketahanan pangan bukan sekadar tentang produksi beras atau swasembada komoditas tertentu.
Lebih dari itu, ini adalah soal bagaimana kita memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap pangan yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, pers memiliki tiga peran utama: sebagai pengawas kebijakan, edukator masyarakat, dan fasilitator perubahan.
Pers sebagai Pengawas Kebijakan
Sebagai pilar keempat demokrasi, media harus berani mengkritisi kebijakan pangan yang tidak berpihak pada rakyat. Apakah distribusi pangan sudah merata? Apakah subsidi pertanian benar-benar sampai ke petani kecil? Apakah ada mafia pangan yang mempermainkan harga di pasar? Inilah tugas pers: menggali kebenaran, menyoroti ketimpangan, dan menuntut akuntabilitas dari pemerintah maupun pelaku industri.
Pers sebagai Edukator Masyarakat
Di tengah derasnya arus informasi, banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya ketahanan pangan. Pers harus mampu menghadirkan pemberitaan yang tidak hanya faktual, tetapi juga edukatif. Misalnya, bagaimana urban farming bisa menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan, bagaimana teknologi pertanian presisi bisa meningkatkan produktivitas, atau bagaimana pola konsumsi yang lebih bijak dapat mengurangi ketergantungan pada impor.
Pers sebagai Fasilitator Perubahan
Media tidak boleh hanya menjadi pengamat pasif. Kita harus menjadi jembatan antara petani, akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Dengan menghadirkan kisah-kisah sukses, mempertemukan pemangku kepentingan, serta mendorong gerakan kolektif, pers bisa menjadi katalisator dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Di era disrupsi digital, tantangan jurnalisme semakin kompleks. Namun, satu hal yang tidak boleh berubah adalah komitmen kita untuk menghadirkan informasi yang berkualitas dan berpihak pada kepentingan publik.
Hari Pers Nasional 2025 ini harus menjadi pengingat bahwa peran media lebih dari sekadar menyampaikan berita; kita adalah bagian dari solusi bagi kemandirian bangsa yang berdaulat dan tidak mudah terguncang oleh dinamika global.
Artikel Oleh: M.Ng. Fajar Setiawan Wartoprasetyo, Ketua Owner Media Bersatu
Posting Komentar