Para guru GTT yang tidak lolos seleksi PPPK menghadap dan menyampaikan aspirasinya kepada Wabup Pacitan, Gagarin. Selasa, 21 Januari 2025. (FOTO: Instagram @gagarin_sumrambah)
GARDAJATIM.COM: Beberapa hari lalu, Wakil Bupati Pacitan, Gagarin, menerima kunjungan dari para guru GTT yang sudah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) tetapi tidak lolos dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di kantornya, Selasa (21/1/2025).
Dalam pertemuan tersebut, para guru menyampaikan aspirasinya agar guru yang telah lulus PPG dalam jabatan diprioritaskan dalam seleksi PPPK.
Gagarin pun menyambut baik aspirasi itu dan menyatakan dukungannya kepada para guru tersebut.
Gagarin menghargai dan memahami keinginan para guru yang telah berupaya meningkatkan kompetensi melalui PPG.
“Kami menyadari bahwa perjuangan para guru dalam menyelesaikan PPG merupakan bentuk komitmen tinggi terhadap profesinya,” ujar Gagarin dalam akun media sosial instagram.
Gagarin menjelaskan bahwa masukan tersebut akan menjadi perhatian serius dan akan disampaikan kepada pihak-pihak berwenang.
“Kami akan terus membuka ruang komunikasi dengan semua pihak terkait, termasuk pemerintah pusat, guna menyampaikan aspirasi ini secara jelas,” tegasnya.
Gagarin berharap kebijakan ke depan dapat lebih mengakomodasi kebutuhan dan harapan tenaga pendidik, khususnya mereka yang telah lulus PPG.
Sementara itu, Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Pacitan, Rino Budi Santoso, mengatakan bahwa program pengangkatan GTT atau tenaga honorer sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu di eranya Presiden Jokowi. Hanya saja semua bergantung pada kemampuan anggaran daerah.
"Permasalah GTT itu pasti ada, karena begitu ada yang pensiun itu tidak segera terisi. Akhirnya para kepala sekolah kan bingung kalau sampai tahunan tidak terisi, makanya tumbuh GTT terus," ujar Rino, Kamis (23/1/2025).
Rino menjelaskan bahwa ada tiga jenis GTT, yaitu GTT database, GTT Dapodik, dan ada GTT yang tidak terdata.
"Yang non ini tidak kita ketahui, karena ini kebijakan dari masing-masing kepala sekolah. Yang masuk database ada 409 orang, kemarin baru ikut tes tetapi formasi baru tersedia untuk 95 orang," terangnya.
Dirinya mengaku bahwa sebenarnya masih membutuhkan banyak guru dan masih banyak formasi yang kosong, tetapi karena keterbatasan kemampuan daerah, maka belum bisa mengakomodir semuanya.
"Karena kebutuhan dan formasi itu tidak sama. Butuh itu keadaan, formasi itu kemampuan. Makanya kenapa masih butuh kog tidak diangkat, ya karena yang menentukan formasi itu dari keuangan, BKN dan kita (dinas pendidikan)," jelasnya.
Ia berharap dengan adanya pemerintahan yang baru serta adanya Instruksi Presiden (Inpres) yang baru terkait dengan efisiensi anggaran, alokasi untuk mengakomodir para guru honorer bisa meningkat.
Sehingga bisa mengangkat lebih banyak guru-guru GTT yang saat ini menunggu kesempatan itu.(Eko)
Posting Komentar