Jamasan Gamelan Pusaka Kanjeng Kyai Surak Tutup Rangkaian Persiapan Tingalan Dalem Jumenengan

Prosesi Jamasan Gong Pusaka Menjelang Upacara Agung di Kraton Surakarta, Sabtu (11/01/2025) Foto:Ib

GARDAJATIM.COM: Prosesi Jamasan Gongsa Kanjeng Kyai Surak di Kraton Surakarta menutup rangkaian kegiatan pencucian gamelan pusaka menjelang Hajad Dalem Tingalan Dalem Jumenengan SSISKS Pakoe Boewono XIII yang ke-21. 

Ritual ini dilaksanakan pada Sabtu (11/01/2025) di Gedung Balebang, Sitihinggil, Surakarta, atas perintah langsung dari SSISKS Pakoe Boewono XIII dan Permaisuri GKR Pakoe Boewono.  

Jamasan Gongsa merupakan tradisi tahunan Kraton Surakarta dalam mempersiapkan gamelan pusaka untuk digunakan pada acara-acara sakral, termasuk upacara peringatan kenaikan tahta. 

Gong Kanjeng Kyai Surak nantinya akan menjadi bagian penting dalam prosesi Tingalan Dalem Jumenengan yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (25/01/2025) di Sasana Sewaka, Kraton Surakarta Hadiningrat.  

KRA Citro Adiningrat (Kiri), Sentono Dalem Penanggung Jawab Jamasan Gamelan Pusaka Kanjeng Kyai Surak, Foto:Ib

KRA Citro Adiningrat, Sentono Dalem yang bertanggung jawab atas pelaksanaan ritual ini, menjelaskan bahwa Gong Kanjeng Kyai Surak akan ditempatkan di Bangsal Pradonggo, di sisi timur Plataran, bersama gamelan pusaka lainnya, Kanjeng Kyai Kancil Belik.  

“Gong Kanjeng Kyai Surak akan diletakkan di Bangsal Pradonggo bersama Kanjeng Kyai Kancil Belik untuk melengkapi prosesi acara,” ujar Kanjeng Citro di sela-sela prosesi Jamasan.  

Selain itu, set gamelan lain dari Kanjeng Kyai Surak akan ditempatkan di Bangsal Marcukhundo untuk dimainkan ketika para Abdi Dalem dan tamu undangan memasuki lokasi acara.  

“Set gongsa lainnya akan dimainkan menjelang dimulainya prosesi sebagai penanda resmi dimulainya acara,” tambahnya.  

Sebelum prosesi Kanjeng Kyai Surak, Kraton Surakarta telah melaksanakan jamasan gamelan lainnya, yakni Kanjeng Kyai Kaduk Manis dan Manisrenggo pada 9 Januari 2025, serta Kanjeng Kyai Kancil Belik pada 10 Januari 2025. 

Seluruh gamelan ini memiliki nilai sejarah tinggi karena telah berusia ratusan tahun.  

Jamasan Gongsa bukan hanya tradisi, tetapi juga upaya melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas Kraton Surakarta. 

Prosesi ini menjadi bagian penting dalam menyambut Tingalan Dalem Jumenengan, acara besar yang menjadi penanda keberlangsungan tradisi kerajaan Jawa. (Tim/Red)

0/Post a Comment/Comments