Apakah Utang Negara Benar Ditanggung oleh Seluruh Rakyat Indonesia?

Penjelasan Mengenai Utang Negara dan Implikasinya bagi Masyarakat, Rabu (08/01/2025) Foto: Ilustrasi

GARDAJATIM.COM: Isu mengenai utang negara yang "ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia" sering menjadi bahan perdebatan. 


Dengan jumlah utang pemerintah Indonesia yang mencapai ribuan triliun rupiah, pertanyaan ini menjadi relevan: apakah benar setiap masyarakat ikut memikul beban utang tersebut?


Utang Negara dalam Angka


Data terbaru Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa per Oktober 2024, total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp7.300 triliun, atau sekitar 38% dari Produk Domestik Bruto (PDB).


Rasio utang ini masih di bawah ambang batas yang ditetapkan Undang-Undang Keuangan Negara, yaitu 60% dari PDB. 


Meski demikian, angka ini tetap memicu diskusi tentang siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas pembayaran utang tersebut.


Apakah Benar Ditanggung oleh Rakyat?


Secara sederhana, utang negara memang merupakan tanggung jawab pemerintah. 


Namun, pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan sumber lainnya yang berasal dari masyarakat. 


Artinya, pembayaran utang, termasuk bunga dan cicilannya, dibiayai oleh penerimaan negara yang notabene bersumber dari rakyat.


Sebagai contoh, pada tahun 2024, sekitar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk pembayaran bunga dan cicilan utang. 


Dengan demikian, sebagian pajak yang dibayar oleh masyarakat dialokasikan untuk keperluan ini. Secara tidak langsung, rakyat memang ikut menanggung beban utang negara.


Bagaimana Utang Negara Digunakan?


Pemerintah beralasan bahwa utang digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan program strategis lainnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.


Sebagai contoh, proyek pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang dibiayai dengan utang bertujuan memperlancar distribusi barang dan jasa, sehingga mendorong aktivitas ekonomi nasional. 


Namun, efektivitas penggunaan utang ini sering menjadi sorotan. Jika utang tidak dikelola dengan baik, manfaatnya bagi masyarakat bisa menjadi tidak signifikan, sementara beban pembayarannya tetap ada.


Apa Dampaknya bagi Generasi Mendatang?


Utang negara memiliki sifat jangka panjang, sehingga pembayarannya bisa melibatkan generasi mendatang. Jika pengelolaan utang tidak efektif, maka generasi berikutnya dapat mewarisi beban finansial yang besar. 


Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan utang digunakan untuk investasi produktif yang menghasilkan manfaat ekonomi jangka panjang.



Kesimpulan: Siapa yang Menanggung Utang Negara?


Meskipun secara hukum utang adalah tanggung jawab pemerintah, sumber dana untuk membayar utang berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya. 


Oleh karena itu, masyarakat secara tidak langsung ikut menanggung beban tersebut. 


Namun, jika utang dikelola secara bijak dan hasilnya meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka dampak positifnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.


Transparansi dalam pengelolaan utang dan pengawasan publik menjadi kunci untuk memastikan bahwa beban utang tidak memberatkan rakyat dan generasi mendatang. (Tim/Red)


0/Post a Comment/Comments