Foto: Tangkapan Layar Video Gus Miftah Manggung Bersama Yati Pesek
GARDAJATIM.COM: Miftah Maulana Habiburrahman, atau lebih dikenal sebagai Gus Miftah, kembali menjadi perhatian publik setelah video dirinya bersama seniman senior Yati Pesek viral di media sosial, Sabtu (7/11/2024).
Dalam video tersebut, Gus Miftah melontarkan kata-kata yang dianggap tidak pantas, termasuk menyebut Yati Pesek dengan istilah yang menyinggung.
Dalam rekaman video berdurasi 45 menit yang berasal dari kanal YouTube Gus Miftah Official, Gus Miftah mengucapkan kalimat yang dinilai merendahkan.
"Niki wau lagune bajing loncat, la niki bajingane kulo jak munggah niki (ini tadi lagunya bajing loncat, nah ini bajingannya saya ajak naik ini)," ujarnya saat tampil bersama Yati Pesek di panggung wayang pada 2022.
Gus Miftah juga melanjutkan dengan berkata,
"Kulo niki bersyukur Budhe Yati elek, nek ayu dadi lonte to (saya ini bersyukur Budhe Yati jelek, kalau cantik jadi pelacur)."
Ungkapan tersebut menuai kecaman, terutama setelah seniman sekaligus presenter Erick Estrada mengunggah percakapan teleponnya dengan Yati Pesek di akun Instagram-nya.
Erick Estrada
Dalam percakapan tersebut, Yati Pesek mengungkapkan bahwa ia merasa sangat tersakiti.
"Ya, aku cuma diam saja walaupun sebenarnya hatiku ya sakit sekali," ujar Yati dengan nada emosional.
Ia juga menambahkan bahwa sebagai seniman yang telah menjaga budaya sejak kecil, perkataan Gus Miftah sangat menyakitkan.
Erick Estrada menegaskan bahwa meskipun Yati Pesek telah memaafkan, luka hatinya belum sepenuhnya sembuh.
"Sampai hari ini, dia masih sakit hati meski sudah memaafkan," tegas Erick.
Menanggapi viralnya video tersebut, Gus Miftah menyatakan bahwa ia tidak dapat berbuat banyak terhadap video lama yang kembali diungkit.
"Itu saya bisa berbuat apa? Video sudah tahun yang lalu kembali diungkit. Insyaallah hubungan saya dengan beliau yang terbaik," jelasnya.
Meski demikian, Gus Miftah berjanji untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata saat berdakwah.
"Secara prinsip semua orang punya gaya dakwah masing-masing. Karakter itu tetap akan saya pertahankan, cuma dengan pemilihan kata dan diksi yang mungkin lebih berhati-hati," tuturnya.
Video yang viral ini memicu diskusi luas di masyarakat terkait etika dalam berdakwah serta penghormatan terhadap sesama, khususnya seniman yang telah berkontribusi pada pelestarian budaya.
Kasus ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih menjaga sikap dan ucapan di ruang publik. (Tim/Red)
Posting Komentar