Pasien Gagal Ginjal RSUD dr. Darsono Mencapai Ratusan Orang, Dokter Himbau Hal Ini!

Proses cuci darah atau hemodialisis (HD) di RSUD dr. Darsono Pacitan. (Sumber : Humas RSUD)

GARDAJATIM.COM: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Pacitan menyampaikan bahwa pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal kronis hingga harus cuci darah atau hemodialisis (HD) mencapai ratusan orang.

Cuci darah atau HD adalah prosedur medis yang membersihkan darah dari racun dan limbah, serta menyeimbangkan mineral penting dalam tubuh. Prosedur ini dilakukan ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik, atau sudah rusak.

HD dapat membantu mengurangi gejala yang timbul akibat penurunan fungsi ginjal, seperti sesak napas, bengkak, mual dan muntah.

Menurut Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr. Darsono Pacitan, dr. Johan Tri Putranto mengatakan bahwa, jumlah pasien HD yang di tangani oleh RSUD saat ini mencapai 164 pasien.

Pihaknya menjelaskan, RSUD dr Darsono saat ini mempunyai 20 unit mesin cuci darah untuk melayani para pasien tersebut.

"Saat ini ada 164 pasien. Kami mempunyai 20 mesin untuk menangani para pasien tersebut," ungkap dr. Johan.

Lebih lanjut, dr. Johan mengatakan bahwa pasien yang mengalami gagal ginjal hingga harus melakukan cuci darah atau HD berkisar di usia 35 - 60 tahun. 

"Penyebab gagal ginjal bisa karena Hipertensi (HT), diabetes mellitus (DM) dan Asam Urat," imbuhnya.

Menurutnya, dari 164 pasien tersebut rata-rata pasien melakukan cuci darah hingga 2 kali seminggu, setiap hari Senin sampai hari Sabtu dan terbagi menjadi 3 shift per harinya.

"Rata-rata 2 kali seminggu. Untuk lama proses cuci darah sekitar 5 jam per pasien, pre dan post 1 jam," jelas dr. Johan.

Untuk menghindari penyakit gagal ginjal ini, dirinya menghimbau dan menyarankan kepada masyarakat untuk rutin mengkonsumsi air putih yang cukup, olah raga teratur, menghindari kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol, tidak menahan hasrat buang air kecil/pipis, menghindari pemakaian obat pereda nyeri yang berlebihan dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

Dengan melakukan hal itu diharapkan masyarakat dapat terhindar dari kondisi gagal ginjal kronik.


Sementara itu, salah satu pasien HD bernama T (43) mengatakan bahwa, awalnya ia merasa takut setelah divonis gagal ginjal oleh dokter. Hal itu dikarenakan penyakit ini sangat sulit disembuhkan.

"Awalnya saya hampir putus asa, karena dalam bayangan saya yang namanya gagal ginjal pasti tidak akan bertahan lama. Namun ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar, kadang orang yang sudah melakukan cuci darah itu tidak mau mengatur pola makannya," jelasnya.

Ia menceritakan bagaimana dirinya bisa mengidap penyakit tersebut, yakni setelah sering mengkonsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan kadar gula secara drastis dalam waktu singkat.

"Saya 2 kali HD satu minggu. Yang penting menghindari makanan yang tinggi kalium seperti, bayam, pepaya, degan dan lain sebagainya,"imbuhnya.

Banyaknya pasien lain yang mengalami hal serupa, membuatnya lebih semangat lagi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

"Saat ini mungkin ada ratusan yang melakukan HD di RSUD Pacitan, itu belum yang melakukan HD di luar kota. Bahkan ada yang masih usia remaja anak sekolah juga sudah harus rutin HD. Itu yang menjadi semangat bagi saya untuk selalu berusaha menyembuhkan penyakit ini,"pungkasnya.

0/Post a Comment/Comments