PAD Pariwisata Jeblok, PMII Tuntut Kepala Disparbudpora Pacitan Mundur Karena Dinilai Tak Becus Urus Pariwisata

 

Para demonstran dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pacitan berorasi di depan kantor Disparbudpora Pacitan dengan mengendarai gerobak sampah, Jumat, 13 Desember 2024. (Foto : Eko Purnomo)


GARDAJATIM.COM: Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) kabupaten Pacitan dituntut untuk mundur dari jabatannya oleh aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pacitan.


Tuntutan itu disampaikan oleh puluhan anggota PMII Kabupaten Pacitan yang melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Disparbudpora Pacitan, Jumat pagi, (13/12/2024).


Para mahasiswa tersebut datang dengan mengendarai motor roda 3 pengangkut sampah yang diikuti dengan puluhan kendaraan roda 2. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah daerah, terutama dalam hal inovasi di sektor pariwisata dan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).


"Kita akan angkut sampah beserta pejabatnya yang tidak kompeten di bidang kepariwisataan. Sampah-sampah itu harus dibersihkan," ucap Ketua PC PMII Pacitan, Al Ahmadi dalam orasinya, Jumat (13/12/2024).


Truk sampah ini sebagai simbol dari banyaknya program Disparbudpora yang dinilai kurang bermutu dan tidak memberikan dampak pada peningkatan PAD Pacitan di sektor pariwisata.


Lebih lanjut, dalam orasinya, Al Ahmadi atau yang akrab disapa Aldi menilai bahwa pihak Disparbudpora Pacitan juga dinilai kurang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sektor pariwisata, yang seharusnya dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan PAD.


Mereka juga menyoroti beberapa anggaran jumbo yang dianggapnya tidak berdampak maksimal terhadap peningkatan PAD dan perkembangan kepariwisataan. 


Seperti, biaya perencanaan, belanja jasa event organizer, masterplan dan lain sebagainya.


"Mending digunakan untuk memperkuat sistem retribusi biar tidak ada dugaan kebocoran, serta pembangunan fasilitas dan SDM Pokdarwis. Fokus dulu, satu per satu destinasi wisatanya," terang Aldi.


Aksi ini tidak hanya mengkritik soal anggaran di bidang pariwisata, tetapi juga menuntut Disparbudpora untuk lebih serius dan inovatif dalam meningkatkan PAD di tahun-tahun mendatang.


Para demonstran menganggap belum tercapainya target PAD ini adalah mutlak faktor pengelolaan dari pejabat Disbudparpora yang dinilai tidak kompeten mengurus sektor pariwisata di Pacitan. 



Mereka mendesak, jika PAD sektor pariwisata tahun ini tidak tercapai, kepala dinas (Kadis) dan kepala bidang (Kabid) yang tidak kompeten harus siap dilakukan pencopotan ataupun mutasi sebagai konsekuensinya.


"Jika tahun 2024 ini tidak tercapai. Dalam aksi kami, Kadis dan Kabid Disparbudpora Pacitan siap berkomitmen untuk mundur dari jabatannya," terangnya menyampaikan hasil petisi.


Aksi yang dilakukan PMII ini ingin mendorong  PAD Pacitan agar bisa menembus target dan bisa memberikan dampak yang lebih luas untuk kesejahteraan masyarakat kabupaten Pacitan.


Adapun petisi PC PMII Pacitan kepada Disparbudpora Pacitan adalah sebagai berikut:


1. Menindak tegas oknum yang diduga menyebabkan kebocoran PAD sektor Pariwisata.

2. Mengoptimalisasikan dan memperkuat retribusi sektor pariwisata dengan sistem digital.

3. Refokusing anggaran untuk pembangunan fasilitas pariwisata dan memperkuat SDM kelompok sadar wisata (Pokdarwis), bukan dihambur-hamburkan untuk event ceremonial belaka.

4. Siap dicopot dan dimutasikan pejabat yang tak punya kompetensi kepariwisataan di Disparbudpora Pacitan.


Melihat puluhan masa menggelar aksi di depan kantornya tersebut, Kadis Disparbudpora Pacitan, Turmudzi, beserta para Kabidnya pun keluar untuk menemui dan memberikan keterangan kepada para demonstran.


Pada awalnya memang terjadi perdebatan dan adu argumentasi yang cukup panjang antara demonstran dan pihak Disparbudpora.



Bahkan mulanya pihak Disparbudpora berkelit bahwa pengunduran diri tidak bisa dilakukan semudah itu, karena itu keputusan pimpinan atau Bupati Pacitan.


Tetapi karena desakan terus-menerus dari para demonstran, akhirnya Kadis Disparbudpora mau menandatangani petisi dan siap mundur jika PAD tahun ini tidak tercapai.


Turmudzi, Kepala Disparbudpora Pacitan tanda tangani Petisi yang diajukan oleh PMII kabupaten Pacitan. (Foto: Eko Purnomo)

Selain Kadis Disparbudpora, para Kabid juga turut menyanggupi petisi tersebut. Seperti Kabid Pengembangan SDM dan Pemasaran, Rakhmad Adi Mandego, Kabid Kebudayaan Sukamto dan para Kabid yang lain.


"Saya siap dicopot dan dimutasikan apabila tidak bisa bekerja di Disparbudpora. Saya beserta jajaran saya, Turmudzi," ucap Kepala Disparbudpora Pacitan di depan para demonstran.

0/Post a Comment/Comments