Memasuki Musim Penghujan, Dinkes Pacitan Ajak Masyarakat Lakukan Pencegahan Dini dan Lebih Waspada Terhadap Berbagai Macam Penyakit

Dinkes Pacitan lakukan sosialisasi berbagai macam penyakit saat musim penghujan di depan para awak media. (Foto: Eko Purnomo)

GARDAJATIM.COM: Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan menghimbau kepada masyarakat agar melakukan upaya pencegahan berbagai macam penyakit, seperti demam berdarah (dengue) atau DBD dan penyakit lain seperti Leptospirosis.

Himbauan itu disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr. Daru Mustikoaji.

"Sebenarnya DB ini sepanjang tahun ada, namun biasanya meningkat pada musim penghujan dan ini mohon dari teman-teman pewarta tentang DB ini di bantu sosialisasi, karena DB ini sangat sulit dihilangkan, walaupun sudah di foging tetap masih ada," Kata dr. Daru.

Selain itu, dr. Daru juga menghimbau adanya penyakit leptospirosis, atau yang dikenal sebagai penyakit kencing tikus yang lebih mudah menular saat musim penghujan.

"Penyakit ini menularnya biasanya lewat perantara air. Karena air yg sudah terkena leptospirosis kemudian menempel pada kulit yang terluka maka penyakit tersebut akan menular," tambahnya.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan dini, dan ketika menemukan gejala-gejala penyakit tersebut, agar segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan sebelum penyakit lebih parah.

Sementara itu, Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, Penyakit demam berdarah disebabkan oleh nyamuk yang sudah mengandung virus dengue dengan jenis penyakitnya yaitu Aedes Aegypti. 

"Biasanya nyamuk ini mengigit dalam dua waktu, yaitu pagi hari dan sore hari menjelang senja. Kira-kira waktunya pada jam 7 hingga jam 10 pagi, kemudian jam 3 sampai jam 5 sore. Usahakan terhindar dari gigitan nyamuk pada waktu-waktu tersebut," terang dr. Farida.

Ia mengatakan bahwa, masa inkubasi penyakit tersebut terjadi sekitar 3-4 hari setelah terkena gigitan nyamuk.

"Jadi setelah digigit tidak langsung muncul gejala atau keluhan. Perlu waktu 3 hingga 4 haru baru muncul gejala. Biasanya gejala utama ditandai dengan deman atau peningkatan suhu badan," imbuhnya.

Menurutnya, tanda-tanda lain dari penyakit DB selain demam tinggi yaitu, sakit kepala, nyeri di bagian belakang mata, tulang, dan otot. Mual dan muntah, sering terjadi pada hari ke-2 hingga ke-7. 

Yang lebih parah ditandai dengan ruam atau bintik-bintik merah di sekitar wajah, leher, lengan atau kaki, muncul 2–5 hari setelah demam. Gusi berdarah atau mimisan, tanda adanya penurunan keping darah dan sesak napas.

Farida berharap masyarakat lebih sensitif ketika menemukan tanda-tanda penyakit DB, serta tidak menunggu gejala semakin parah dan langsung melarikan ke rumah sakit untuk diberi penanganan.

Ia juga menekankan kepada seluruh masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar, serta memberantas sarang nyamuk yang menjadi sumber penyakit.

"Walaupun sudah di foging dan upaya yang lain, tapi ketika sarangnya tidak diberantas, maka seminggu kemudian pasti akan muncul nyamuk lagi," tutur dr. Farida.

Disisi lain, Dinkes juga telah membentuk dan akan mengoptimalkan peran dari Juru Pemantau Jentik (Jumantik), serta akan selalu melakukan koordinasi dengan masing-masing pemangku wilayah sebagai langkah awal pencegahan penyakit DBD maupun penyakit leptospirosis.

0/Post a Comment/Comments