Diskusi Publik Soroti Isu Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi yang Seimbang, Sabtu (28/12/2024) Foto: Minul Anggraeni
GARDAJATIM.COM: Majalah Al-Millah secara resmi meluncurkan edisi ke-41 bertema "Dimensi Manusia dalam Pembangunan" di Graha Watoe Dhakon, Ponorogo, Sabtu (28/12/2024).
Acara ini dihadiri oleh dua narasumber utama, Wahyu Eka Setyawan dari WALHI Jatim dan Dr. Murdianto dari GusDurian Ponorogo.
Peserta yang hadir berasal dari kalangan mahasiswa hingga masyarakat umum.
Ketua panitia, Singgih Wahyu Nur Arfiansyah, menyoroti pentingnya pembangunan yang tidak hanya berfokus pada kemajuan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
"Pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga mencakup keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara holistik," ungkap Singgih.
Retno Wahyu, Pemimpin Redaksi Majalah Al-Millah, menambahkan bahwa pembangunan daerah harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Hal senada disampaikan oleh Esti Felailiana, Pemimpin Umum LPM Al-Millah, yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dalam setiap program pembangunan.
Dalam paparannya, Wahyu Eka Setyawan membahas dampak pembangunan terhadap kawasan karst di Ponorogo.
Ia menjelaskan lima isu utama, yakni:
1. Penataan ruang di kawasan karst.
2. Dampak negatif karst.
3. Hutan gundul di Ponorogo sebagai ancaman lingkungan.
4. Tata ruang dan daya tampung
5. Dampak Kekeringan dan banjir
Sementara itu, Dr. Murdianto menyoroti perlunya visi negara yang seimbang dalam mencapai masyarakat ideal.
Ia menekankan bahwa pembangunan saat ini sering kali tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Poin-poin penting yang ia sampaikan meliputi:
1. Visi negara untuk mencapai masyarakat ideal.
2. Pembangunan tidak berorientasi pada kelestarian.
3. Bias kelas sosial dan partisipasi semu.
4. Relasi aktor yang condong ke pasar dan elite.
Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif, dimana beberapa pertanyaan penting mengemuka dalam format dialog.
Minul Anggraeni menanyakan mekanisme evaluasi pembangunan dari sudut pandang dimensi manusia.
Narasumber menekankan pentingnya partisipasi publik dalam perencanaan, dengan masyarakat sebagai subjek utama pembangunan, khususnya di pedesaan.
Anton Nugroho, peserta lainnya, mempertanyakan perhatian pemerintah terhadap keseimbangan sektor pendidikan dan kesehatan.
Narasumber menekankan pentingnya tanggung jawab pemerintah dalam memastikan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah.
Selain itu, evaluasi terhadap kebijakan pendidikan tidak dapat dilakukan secara sepihak, melainkan memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
Selanjutnya, tata kelola sektor kesehatan juga disoroti sebagai bidang yang membutuhkan pengawasan bersama, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Terakhir, narasumber menegaskan bahwa pembangunan harus berdasarkan urgensi yang jelas dan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.
Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Pembina LPM Al-Millah sebagai simbolis peluncuran edisi ke-41.
Sertifikat cetak diberikan kepada 100 peserta pertama, sementara majalah edisi ini dibagikan gratis kepada seluruh peserta yang hadir.
Pewarta: Minul Anggraeni
Editor: Redaksi
Posting Komentar