Fenomena Childfree di Indonesia: Tren Meningkat dengan Beragam Faktor Pendukung

Foto: Ilustrasi

GARDAJATIM.COM: Pilihan untuk tidak memiliki anak, atau dikenal dengan istilah "childfree," menunjukkan tren peningkatan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 8,2 persen perempuan usia subur (15-49 tahun) memilih untuk tidak memiliki anak, setara dengan lebih dari 71 ribu perempuan. 

Tren ini mengalami fluktuasi dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2019, persentase perempuan yang memilih childfree tercatat sebesar 7 persen, kemudian menurun menjadi 6,3 persen pada tahun 2020. 

Namun, angka tersebut kembali meningkat menjadi 6,5 persen pada tahun 2021 dan mencapai 8,2 persen pada tahun 2022. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memilih childfree antara lain tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi. 

Perempuan dengan pendidikan tinggi cenderung menunda atau memutuskan untuk tidak memiliki anak, terutama mereka yang menempuh pendidikan hingga jenjang S2 atau S3. 

Selain itu, kesulitan ekonomi juga menjadi pertimbangan; sekitar 57 persen perempuan yang memilih childfree tercatat tidak bekerja. 

Secara geografis, fenomena childfree lebih dominan di wilayah dengan populasi tinggi, khususnya di Pulau Jawa. 

Di DKI Jakarta, misalnya, persentase perempuan yang memilih childfree meningkat dari 8,8 persen pada tahun 2019 menjadi 14,3 persen pada tahun 2022. 

Kenaikan serupa juga terjadi di Jawa Barat, dari 7,8 persen menjadi 11,3 persen, dan di Banten, dari 8 persen menjadi 15,3 persen dalam periode yang sama. 

Fenomena ini memicu diskusi mengenai perubahan nilai keluarga dalam masyarakat Indonesia. 

Beberapa pasangan memilih childfree untuk fokus pada karier, kebebasan finansial, atau alasan pribadi lainnya. 

Namun, keputusan ini sering kali menghadapi tekanan sosial, mengingat norma tradisional yang menekankan pentingnya memiliki keturunan. 

Peningkatan tren childfree ini juga menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap demografi dan struktur sosial di masa depan. 

Penurunan angka kelahiran dapat mempengaruhi komposisi penduduk dan berimplikasi pada berbagai aspek, termasuk ekonomi dan kesejahteraan sosial. 

Dengan demikian, fenomena childfree di Indonesia mencerminkan dinamika sosial yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor dan memiliki implikasi luas bagi masyarakat. (Tim/Red)

0/Post a Comment/Comments