Tingkatkan Produksi Cabai dan Kendalikan Inflasi, Pemkab Pacitan Canangkan Gerakan Menanam Cabai

Penanaman cabai oleh kelompok tani Setya Karya pada saat acara pencanangan gerakan menanam Cabai di Kecamatan Nawangan. (Foto: Eko Purnomo)


GARDAJATIM.COM: Dalam rangka meningkatkan produksi komoditas Cabai, Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melakukan Pencanangan Gerakan Menanam Cabai secara serentak di Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.


Selain untuk meningkatkan produksi, kegiatan ini juga sebagai upaya Pemkab untuk mengendalian inflasi daerah, terutama terkait dengan inflasi pangan.


Acara tersebut dipusatkan di Dusun Sidoharjo, Desa Nawangan, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan pada hari Kamis (14/11/2024).


Dalam kegiatan tersebut juga melibatkan kelompok tani (Poktan) Setya Karya Dari Desa Nawangan.


Acara di pimpin langsung oleh Pjs. Bupati Pacitan, Budi Sarwoto yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas DKPP Pacitan, Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Kominfo, Camat se-Kabupaten Pacitan, Ndanramil dan Kapolsek Nawangan.


Pjs. Bupati Pacitan, Budi Sarwoto tampak begitu antusias saat mengikuti gerakan menanam Cabai di Nawangan


Menurut Pjs. Bupati Pacitan, Budi Sarwoto mengatakan, pemilihan komoditas Cabai ini dikarenakan fluktuasi harga cabai yang tidak stabil dan sering memicu inflasi di kabupaten Pacitan.


"Langkah konkrit yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Dinas Pertanian, dengan melakukan gerakan menanam Cabai di seluruh kecamatan se-kabupaten Pacitan ini, saya anggap sebagai langkah yang tepat," tutur Budi, Kamis (14/11/2024).


Menanggapi permasalahan petani yang biasanya mengalami penurunan harga cabai saat panen raya, Pjs. Bupati Pacitan yang juga sebagai kepala Dinas PMD Jawa Timur itu mengaku memiliki beberapa solusi terkait hal tersebut.


"Bila stok cabai kita melimpah, kita juga sudah meminta kepada ASN di lingkup Pemkab Pacitan untuk membeli cabai dengan harga normal. Kemudian tadi juga sudah saya arahkan untuk mengolah cabai ini dengan berbagai bentuk olahan, misalnya dibuat kripik seperti yang sekarang lagi viral di Batu," bebernya.


Selain itu, ketika harga cabai tinggi, Budi mengatakan pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Champion cabai di Magelang untuk memastikan pasokan cabai tercukupi. Sehingga bisa menekan harga cabai yang tinggi di pasaran.


Sementara itu, Sugeng Santoso, Kadis DKPP Pacitan menambahkan, bahwa pencanangan gerakan menanam Cabai ini dimaksudkan untuk bisa mengendalikan inflasi, dikarenakan komoditas cabai mudah sekali mengalami fluktuasi harga.


"Ketika harga cabai naik itu masyarakat teriak,  tetapi ketika harga cabai turun terlalu rendah, gantian petani cabai yang teriak karena rugi," jelas Sugeng.


Dirinya berkomitmen untuk menjaga harga komoditas cabai di Pacitan ini tetap stabil dan memastikan roda perekonomian masyarakat tetap bisa berjalan dengan baik.


Selain itu, dirinya juga berupaya untuk mensupport sentra-sentra produksi pertanian holtikultura, terutama tanaman cabai, bawang dan tanaman padi.


"Ini akan kita fokuskan dan akan kita suport dengan irigasi perpompaan sumur dan perpipaan," tegasnya.


Sugeng menjelaskan bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan ini, pihaknya memberikan bantuan 1.000 bibit cabai per-kecamatan, dengan harapan, tanaman cabai bisa dikembangkan di masing-masing wilayah.


Penyerahan bantuan bibit secara simbolis kepada para Camat se-Kabupaten Pacitan 


Disisi lain, menurut Somad, salah satu anggota kelompok tani (Poktan) Setya Karya Desa Nawangan menjelaskan, komoditas Cabai memang menjadi primadona para petani di berbagai daerah, salah satunya di kabupaten Pacitan.


Akan tetapi sebagian petani enggan bertani Cabai dikarenakan fluktuasi harga pasar yang tidak menentu. 


Selain itu, Cabai merupakan komoditas yang cepat sekali membusuk, sehingga perlu sesegera mungkin untuk menjual cabai ke pasaran.


"Kurang semangatya petani itu karena kurangnya kestabilan harga, apalagi saat panen biasanya harga malah jatuh. Jadi mudah-mudahan nanti dari pihak terkait bisa membuat harga cabai itu selalu stabil," tutur Somad dengan penuh harap.


Somad mengaku, bersama dengan kelompoknya bahkan sampai menyewa tanah kas desa untuk melakukan budidaya cabai di desanya.


Bahkan ia dan anggota lainnya rela mengeluarkan modal hingga puluhan juta rupiah untuk membuat budidaya cabai tersebut.


Menurutnya, ada kurang lebih 6.000 batang cabai yang sedang di tanam bersama dengan anggota kelompok tani.


"Luas lahan kami kurang lebih 1 hektar, dan kapasitasnya kurang lebih bisa menampung 6.000 batang tanaman cabai," terangnya.


Lebih lanjut, dengan adanya kegiatan ini, dirinya bersama kelompoknya juga mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, perawatan dan pengobatan hama penyakit. (Eko)

0/Post a Comment/Comments