Keadaan banjir yang menggenangi puluhan rumah warga Manisrejo-Dungus Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Madiun, Minggu (17/11/2024)
GARDAJATIM.COM: Hujan deras mengguyur Kota dan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama lebih dari empat jam pada Minggu (17/11/2024) malam.
Hal itu mengakibatkan banjir dan memutus sejumlah akses jalan yang membuat aktivitas warga masyarakat terganggu.
Bencana ini tidak hanya melumpuhkan aktivitas masyarakat lokal, tetapi sejumlah pihak juga menyoroti kerentanan daerah tersebut terhadap cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Salah satu dampak paling parah terjadi di Jalan Raya Manisrejo-Dungus, Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu.
Jalan penghubung antar kota ini terendam luapan air sungai hingga ketinggian 50 sentimeter.
Sehingga menyebabkan kemacetan parah dan menghentikan aktivitas transportasi.
Selain itu, banjir juga dilaporkan ikut merendam puluhan rumah warga akibat luapan sungai kecil di sekitar permukiman.
Tidak sampai disitu, banjir juga merendam beberapa kawasan di pusat kota.
Genangan air setinggi lutut terlihat di sejumlah jalan protokol, yang membuat arus lalu lintas kendaraan menjadi terhambat.
Salah satu area yang rawan banjir setiap kali hujan deras datang adalah Kecamatan Kartoharjo. Kondisi ini juga dipicu oleh buruknya sistem drainase yang ada.
Menurut Boby Saktia Putra Lubis, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, banjir ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Lereng Wilis.
"Debit air sungai yang meningkat secara signifikan mengakibatkan meluapnya air ke permukiman warga," ungkap Boby.
Ia mengatakan, banjir ini juga berdampak pada infrastruktur lokal. Beberapa wilayah dilakukan pemadaman listrik agar tidak terjadi konsleting saat mengirim logistik, seperti makanan, air bersih, dan logistik lainnya.
Kejadian ini mempertegas pentingnya upaya mitigasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Kota Madiun yang berada di wilayah dataran rendah dengan jaringan sungai yang padat menjadi salah satu daerah yang rentan terhadap banjir.
Polusi sungai, buruknya sistem drainase, dan alih fungsi lahan juga memperburuk dampak bencana ini.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan memantau informasi terkini mengenai cuaca dan potensi bencana.
Selain itu, pemerintah setempat menyerukan kerja sama warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, yang menjadi salah satu penyebab utama tersumbatnya aliran sungai.
Banjir di Madiun ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan masyarakat global untuk mempercepat aksi melawan dampak perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam.
Pewarta : Muzayyinnur
Editor : Redaksi
Posting Komentar