Foto: Ilustrasi
GARDAJATIM.COM: Pilkada serentak yang berlangsung hari ini, Rabu (27/11/2024), menjadi momentum penting bagi Generasi Z di Indonesia.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 40% dari daftar pemilih tetap (DPT)—atau sekitar 46 juta orang—merupakan Gen Z.
Jika digabungkan dengan generasi milenial, jumlah pemilih muda ini melebihi 100 juta orang, menjadikan mereka kekuatan politik yang signifikan dalam menentukan hasil pemilihan kepala daerah di berbagai tingkatan.
Gen Z tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga terlibat aktif sebagai kandidat, tim sukses, hingga pengawas pemilu.
Dengan kemampuan digital yang mumpuni, mereka memanfaatkan teknologi untuk memantau jalannya pemilu, melaporkan potensi kecurangan, serta mendorong transparansi proses demokrasi.
Namun, tantangan besar yang mereka hadapi adalah literasi digital. Maraknya informasi yang beredar di media sosial menuntut mereka untuk mampu memilah fakta dari hoaks yang dapat memengaruhi pilihan politik mereka.
Keikutsertaan Gen Z juga mencerminkan inklusi politik yang lebih luas, membawa perspektif baru dalam tata kelola pemerintahan.
Dengan ide-ide inovatif, generasi ini diharapkan mampu mendorong perubahan menuju pembangunan berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Partisipasi aktif Gen Z dalam Pilkada 2024, baik sebagai pemilih maupun motor perubahan, mempertegas peran penting mereka dalam memperkuat legitimasi demokrasi di Indonesia.
Reporter: Aisy
Editor: Redaksi
Posting Komentar