Kasi Pendma Ponorogo Kritik Metode Pendidikan Kuno yang Bebani Siswa dan Orang Tua

Kasi Pendma Kemenag Ponorogo, Nastain saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (8/11/2024). Foto: Arga Gardajatim.com

GARDAJATIM.COM: Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, Nastain, mengeluarkan kritik tajam terhadap praktik pendidikan yang dinilai membebani siswa dan orang tua.

Nastain menyoroti pentingnya reformasi dalam sistem pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan generasi saat ini dan tidak melibatkan metode kuno yang justru memberatkan.

Dalam pernyataannya, mantan Kepala MAN 2 Ponorogo ini mengungkapkan, bahwa metode pendidikan yang diterapkan pada masa lalu sudah tidak lagi sesuai dengan karakteristik generasi muda saat ini. 

Menurutnya, upaya pemaksaan metode lama hanya akan menciptakan beban tambahan tanpa memberi manfaat yang seimbang.

“Metode zaman dulu jangan diterapkan pada generasi sekarang,” tegas Nastain di ruang kerjanya, Jumat (8/11/2024).

Ia juga menyoroti keberadaan program-program tambahan di sekolah yang seringkali berbayar dan memakan waktu siswa.

Program semacam ini, katanya, tidak jarang dinilai tidak efisien dan hanya menambah tekanan pada siswa dan orang tua. 

"Program-program yang diterapkan di sekolah harus dirancang sedemikian rupa agar tidak membebani siswa dan orang tua, baik dari segi biaya maupun waktu," imbuh Nastain.

Nastain menekankan, bahwa pendidikan seharusnya adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman, sehingga sekolah perlu mengadopsi metode yang lebih inovatif dan relevan.

“Pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa saat ini. Dengan metode yang lebih inovatif, siswa dapat belajar lebih efektif dan menyenangkan,” katanya.

Selain itu, ia mengajak semua pihak, termasuk guru, siswa, dan orang tua, untuk terlibat secara aktif dalam proses pendidikan.

Ia meyakini bahwa kolaborasi antara ketiga pihak ini akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa secara optimal. 

"Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh komunitas pendidikan," tambah Nastain.

Pernyataan Nastain mencerminkan urgensi reformasi dalam sistem pendidikan di Ponorogo agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman.

Ia berharap pendekatan yang lebih modern dan inklusif dapat membantu siswa mengembangkan potensi mereka tanpa adanya beban yang berlebihan.

"Reformasi pendidikan di Ponorogo diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi generasi muda dan menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan bagi masyarakat," pungkasnya. (Tim/Red)


0/Post a Comment/Comments