Diskusi Rocky Gerung di Kota Madiun: Tantangan Generasi Z dalam Menghadapi Disinformasi dan Menjaga Masa Depan Demokrasi

Rocky Gerung dalam diskusi tantangan Gen Z dalam menghadapi disinformasi dan menjaga Demokrasi di I-Club Madiun. Jum'at (22/11/2024)

GARDAJATIM.COM: Ratusan mahasiswa memadati aula I-Club Kota Madiun pada Jumat (22/11/2024), untuk mengikuti diskusi bertajuk "Menghadapi Disinformasi: Tantangan Gen Z dalam Menjaga Demokrasi". 

Acara yang diinisiasi oleh Suara Demokrasi Madiun ini, menghadirkan narasumber utama Rocky Gerung, seorang pengamat politik dan filsuf ternama, didampingi Erlangga sebagai rekan pemateri dengan Martin Paes bertindak sebagai moderator. 

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pandangan kritis bagi generasi muda dalam menyikapi arus informasi dan menjaga nilai-nilai demokrasi di tengah era digital.

Disinformasi, yang dapat diartikan sebagai penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan dengan sengaja, menjadi ancaman besar di era digital.

Para peserta yang hadir menyimak diskusi dan pemaparan materi dari para narasumber. Jum'at (22/11/2024)

Dalam konteks demokrasi, disinformasi dapat menciptakan kebingungan, melemahkan kepercayaan publik terhadap institusi, dan merusak proses pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, diskusi ini menyoroti peran generasi Z sebagai garda terdepan dalam menangkal ancaman tersebut.

Rocky Gerung menyampaikan bahwa, menjaga demokrasi bukan hanya soal rasa aman, melainkan menciptakan dinamika penuh kesadaran akan ketidakamanan di masa depan.

"Dinamika generasi baru itu bukanlah rasa aman, melainkan seharusnya rasa marah karena menyadari ketidakamanan masa depan. Dengan rasa marah inilah kita akan menjadi semakin kritis dan logis, yang pada akhirnya menjaga demokrasi kita tetap hidup," tegas Rocky.

Erlangga menambahkan bahwa masalah disinformasi di kalangan generasi Z juga tidak terlepas dari refleksi generasi sebelumnya. 

"Memang benar bahwa generasi Z sering dianggap tidak cakap dalam menyetarakan kebenaran. Namun, jangan lupa, ini adalah cerminan dari generasi sebelumnya yang sering gagal memberikan teladan. Kita harus mengedepankan akal sehat untuk meluruskan pola pikir ini dan membantu generasi baru menjadi lebih cerdas dalam memilah informasi," ujar Erlangga.

Ia juga menegaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif, bahwa generasi muda bukan sekadar penerima warisan, tetapi juga agen perubahan. 

Dengan bekal akal sehat dan keberanian berpikir kritis, generasi Z mampu menghadapi tantangan disinformasi dan menjadi pilar utama demokrasi yang sehat.

Diskusi berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme. 

Salah satu mahasiswa, Andro, mengajukan pertanyaan yang menarik perhatian. 

Ia menanyakan, sebagai generasi saat ini, bagaimana dapat terus berpikir konsisten, kritis, bebas, dan merdeka, sedangkan setelah lulus, kita seringkali terjebak pada tuntutan ekonomi dan realitas hidup yang mengarah pada kompromi terhadap idealisme kita.

Pertanyaan ini ditanggapi dengan lugas oleh Rocky Gerung. 

"Menjadi kritis bukan berarti melawan realitas, tetapi menata kebutuhan hidup tanpa kehilangan nilai dan kebebasan berpikir. Tantangan ekonomi nyata, namun itu bukan alasan untuk tunduk. Demokrasi tumbuh dari individu yang berani berpikir merdeka dan konsisten, bahkan di tengah tekanan. Jangan takut mempertanyakan, karena itulah kunci menjaga demokrasi," jawab Rocky.

Sementara itu, Erlangga menambahkan bahwa, kebebasan berpikir tidak pernah bertentangan dengan realitas. 

Sebaliknya, kebebasan berpikir adalah alat untuk memaknai realitas. Generasi Z harus belajar memahami bahwa kebebasan adalah hak, tetapi tanggung jawab untuk memelihara kebebasan itu adalah kewajiban yang harus diemban secara bersama.

Rocky Gerung juga mengungkapkan Kritik Terhadap Dinamika Demokrasi Lokal. Dalam konteks lokal, Rocky menyinggung dinamika demokrasi di Madiun. 

"Ada krisisme, ada keinginan untuk menghasilkan perubahan dari cara berpikir. Memelihara suasana berpikir kritis itu yang paling penting. Kalau ada perdebatan, itu bukan masalah. Justru yang kita butuhkan adalah mahasiswa yang tidak hanya mengkritik, tetapi juga mampu menyeleksi dan menilai pemimpin secara objektif. Demokrasi yang sehat dimulai dari ruang kelas dan diskusi seperti ini," kata Rocky Gerung dihadapan ratusan peserta.

Diskusi ini berhasil memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa tentang pentingnya berpikir kritis dalam menghadapi disinformasi dan menjaga nilai-nilai demokrasi. 

Dengan kehadiran narasumber seperti Rocky Gerung dan Erlangga, para peserta tidak hanya diajak untuk memahami tantangan yang ada, tetapi juga diberikan bekal pemikiran untuk menjadi bagian dari solusi.

Semangat yang ditunjukkan oleh mahasiswa menunjukkan bahwa generasi Z bukan hanya pewaris demokrasi, tetapi juga penjaganya. 

Harapannya, acara seperti ini dapat terus diadakan untuk memperkuat kesadaran kolektif dan membangun generasi yang tangguh menghadapi tantangan masa depan.

Pewarta : Muzayyinnur
Editor : Redaksi


0/Post a Comment/Comments