Foto jembatan Gunungsari sebelum di rampungkan pembangunanya
GARDAJATIM.COM: Pemerintah Kabupaten Pacitan (Pemkab) melalu dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pacitan, nampaknya sangat serius menangani berbagai permasalahan warga, terutama yang berkaitan dengan hajat orang banyak.
Betapa tidak, pada tahun 2024 ini, Pemkab Pacitan gelontorkan anggaran senilai 6,5 milyar yang berasal dari BKK Provinsi untuk merampungkan pembangunan jembatan Gunungsari yang sudah bertahun-tahun terkatung-katung nasibnya.
"Nilai kontrak pembangunan jembatan Gunungsari 6,45 milyar yang bersumber dari dana BKK Provinsi tahun 2024. Kegiatanya berupa timbunan oprit, perkerasan aspal hotmix serta aksesoris jembatan seperti railling dan lampu penerangan," jelas Yudho Tri Kuncoro, Sekretaris dinas PUPR Pacitan.
Jembatan tersebut sebagai akses penghubung JL. Provinsi (Pacitan-Ponorogo) menuju ruas jalan Mentoro-Arjosari yang juga menghubungkan 4 desa sekaligus, yaitu, Desa Tambakrejo, Desa Gunungsari, dan Desa Banjarsari.
Secara matematis, jembatan tersebut dinilai mampu menggerakkan gairah perekonomian masyarakat. Hal itu karena akses ke Pasar Arjosari menjadi semakin dekat.
Bagi para petani, untuk mengangkut hasil tani ataupun untuk aktivitas lain, kini tidak perlu jauh-jauh melewati Jembatan Pagutan Arjosari yang jaraknya cukup jauh.
Sehingga, jembatan Gunungsari ini mampu meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan akses untuk ke sekolah pun menjadi semakin mudah, murah dan lebih dekat.
Terbaru, akses jalan yang membentang di atas sungai Grindulu itu sudah dalam kondisi yang layak.
Pembangunan jembatan itu juga di sambut gembira oleh para pedagang pasar Arjosari dan masyarakat yang terbiasa belanja maupun berjualan di pasar tersebut.
Pasar Arjosari kabupaten Pacitan
Sempat loyo karena banyaknya gempuran dari kompetitor, seperti mini market modern hingga pasar online. Namun, dengan adanya jembatan tersebut, kini Pasar Arjosari seakan kembali punya nafas segar dan tetap menjadi idola masyarakat.
Eny Sulistyowati, salah satu pedagang di pasar Arjosari menyambut dengan gembira kabar tersebut.
"Saya pribadi suka banget jembatan gede itu sudah jadi. Jelas bagi kami dan para bakul godongan mesti seneng karena transportnya jadi lebih dekat dan murah,"kata Eny dengan nada gembira.
Disisi lain, Asep Suherman, kepala dinas Perdagangan kabupaten Pacitan mengatakan, bahwa dirinya berkomitmen untuk memoles pasar-pasar tradisional semaksimal mungkin agar mampu bersaing dengan minimarket modern.
"Untuk menjadi pasar idola, kami semaksimal mungkin memanjakan semua pengunjung, baik pembeli maupun pengantar dengan fasilitas-fasilitas penunjang. Diantaranya toilet, aula, lahan parkir, musholla, pos informasi, dan fasilitas umum lainnya,"terang Asep. Rabu (30/10/2024).
Dibangunnya seluruh fasilitass tersebut, tak lain untuk bisa membuat para pedagang maupun pengunjung nyaman selama bertransaksi di Pasar Arjosari.
“Yang jelas, kenyamanan pengunjung adalah segalanya buat kami,"imbuhnya.
Pasar Arjosari ini selain menjadi salah satu sumber PAD daerah, juga menjadi tumpuan hidup bagi para pedagang dan keluarganya, serta warga masyarakat Arjosari sekitarnya.
Untuk mempertahankan pendapatan agar terus baik, serta menambah kenyamanan pengunjung, Pasar Arjosari terus berupaya meminimalisir hal-hal yang kurang baik serta memperbaiki sistem.
“Pokoknya kita lakukan evaluasi terus menerus untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada,” tandasnya.
Pasar Arjosari beroperasi mulao dini hari. Yakni, mulai pukul 2 pagi sampai dengan malam.
Hal itu dilakukan mengingat banyaknya masyarakat yang ingin melakukan transaksi jual beli pada pagi dan malam hari.
“Ke depan kita punya konsep sentra kuliner. Maka dari itu, kita merangsang pedagang pakaian dan kuliner untuk berjualan, sehingga kita tidak harus lagi ke Pasar lain,”pungkas Asep.
Secara umum, masyarakat sangat merasakan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah selama ini, demi menambah maju dan sejahtera masyarakat Arjosari. (Eko)
Posting Komentar