Mendalami Makna Filosofis Slogan "Ngawi Ramah", Simbol Kebersamaan Dan Keharmonisan Masyarakat


Logo Ngawi Ramah. sumber; ngawikab.go.id

GARDAJATIM.COM: Slogan "Ngawi Ramah" memiliki makna yang dalam, bukan hanya sekadar frasa sederhana tetapi mencerminkan filosofi kebersamaan dan keharmonisan masyarakat. 

Di tengah laju globalisasi yang semakin pesat, nilai-nilai lokal harus tetap dijaga dan dilestarikan, dan Ngawi dengan slogannya berusaha menghidupkan kembali semangat hidup berdampingan dalam suasana yang penuh rasa hormat dan saling menghargai. 

Transformasi dari slogan-slogan sebelumnya seperti "Ngawi Berjuang" dan "Ngawi Bersemangat" ke "Ngawi Ramah" mengindikasikan perubahan paradigma dan pendekatan dalam mengarahkan perkembangan kabupaten ini. "Ngawi Berjuang" mengandung semangat perjuangan yang kuat, sedangkan "Ngawi Bersemangat" menggambarkan energi kebangkitan yang besar. 

Namun, makna semangat bisa memiliki dua sisi, yakni sisi positif dan negatif. Sisi positif mencakup semangat kerja keras, gotong royong, dan tolong menolong. Namun di sisi lain, semangat juga bisa merujuk pada hal-hal negatif seperti semangat berjudi atau konsumsi minuman keras.

Di era periode Bupati Kanang, ia melihat bahwa pemilihan kata "ramah" lebih sesuai dengan karakter masyarakat yang lebih tenang, bersahaja, namun tetap serius dalam mencapai tujuan. 

Perubahan ke "Ngawi Ramah" mencerminkan niat untuk menumbuhkan kebiasaan berinteraksi dengan keramahan baik dalam layanan publik maupun dalam hubungan antarwarga. Slogan ini tidak hanya berlaku di tingkat pemerintah, tetapi juga menjadi cara untuk membentuk komunikasi yang lebih damai di masyarakat, tanpa meredam pandangan kritis.

Keramahan yang dijunjung tinggi oleh Ngawi tidak hanya dalam arti pelayanan publik yang baik, tetapi juga dalam membangun hubungan antarwarga yang penuh toleransi dan keikhlasan. 

Ini merespon situasi di mana Bupati melihat adanya pelunturan nilai-nilai keikhlasan dan keramahan di masyarakat, sehingga diperlukan upaya untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong dan saling menghargai.

Makna kata "ramah" dinilai sebagai kata yang inklusif, yang dapat mengakomodasi semua elemen masyarakat. Filosofi yang terkandung di dalamnya adalah ajakan untuk bersikap ramah baik secara lahir maupun batin. 

Dalam konteks pemerintahan, misalnya, jika masyarakat merasa tidak puas, pemerintah diharapkan menghadapi mereka dengan sikap ramah. Begitu juga dengan layanan publik yang harus diberikan dengan senyuman dan keramahan, menciptakan suasana birokrasi yang menyenangkan dan harmonis.

Selain menjadi pedoman dalam berinteraksi, slogan ini juga diwujudkan dalam gerakan salam dan santun, di mana masyarakat terbiasa memberi salam "Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh" yang kemudian dijawab dengan salam balik dan diakhiri dengan tepuk tangan. 

Tepuk tangan ini melambangkan keramahan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Ngawi. Gerakan ini adalah simbolisasi dari semangat keramahan yang diusung oleh slogan "Ngawi Ramah".

Lebih jauh lagi, slogan ini juga dikembangkan untuk mencakup aspek lain dalam kehidupan masyarakat Ngawi. "Ngawi Ramah" terus berkembang menjadi lebih dari sekadar semboyan, tetapi juga sebagai semangat untuk memajukan kualitas sumber daya manusia serta memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten ini. 

Penambahan kosa kata "negeri" menjadi "Negeri Ngawi Ramah" memperluas makna dan fungsi slogan ini, yang tidak hanya menjadi representasi keramahan tetapi juga eksistensi Ngawi sebagai sebuah entitas yang kokoh, baik dari segi sosial maupun budaya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "negeri" berarti tanah tempat tinggal suatu bangsa, kampung halaman, atau negara/pemerintah. Ini menunjukkan bahwa Ngawi adalah milik masyarakatnya sendiri. 

Setiap warga memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mengembangkan potensi yang ada di daerah tersebut. Dengan kata lain, "Negeri Ngawi Ramah" berarti bahwa Ngawi dikelola dan dikembangkan oleh, untuk, dan dari masyarakat Ngawi itu sendiri. 

Filosofi ini memperkuat gagasan bahwa seluruh kekayaan sumber daya manusia dan alam di Ngawi harus bersinergi untuk menciptakan kesejahteraan sosial. 

Dengan adanya sinergi antara manusia dan alam, serta kolaborasi antar warga yang dilandasi sikap ramah, Ngawi diharapkan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik, serta mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

Pada akhirnya, slogan "Ngawi Ramah" tidak hanya sekadar simbol dari keramahan dalam berkomunikasi, tetapi juga sebagai landasan dalam membangun kabupaten ini ke arah yang lebih baik. 

Ini adalah pengingat bagi seluruh elemen masyarakat Ngawi untuk selalu bersikap ramah, baik dalam hal pelayanan, dalam interaksi sehari-hari, maupun dalam membangun sinergi untuk kemajuan bersama.

Oleh; Aisy
Editor: Redaksi 

0/Post a Comment/Comments