Pada tahun 1885, Kwa Wan Hong berhasil mendirikan pabrik es batu balok pertama di Indonesia. (Foto: Istimewa)
GARDAJATIM.COM: Siapa sangka, es batu yang kini mudah didapatkan dengan harga terjangkau memiliki sejarah panjang dan menarik di Indonesia.
Di balik keberadaannya, ada sosok inspiratif bernama Kwa Wan Hong, seorang Tionghoa kelahiran Semarang, yang pertama kali mendirikan pabrik es batu balok di negeri ini.
Pada pertengahan abad ke-19, es batu adalah barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan elite, terutama pejabat Belanda.
Harganya sangat mahal, mencapai 10 gulden untuk 500 gram. Es batu harus diimpor dari Boston, Amerika, melalui perusahaan Roselie en Co pada tahun 1846, dan pengirimannya pun dicatat dalam surat kabar Javasche Courant.
Untuk menjaga agar es tidak mencair dalam perjalanan jauh, digunakan media garam, amonia, dan kain wol sebagai pelindung.
Es batu yang tiba di Batavia menjadi hal baru dan mengundang rasa penasaran masyarakat lokal, yang menyebutnya “Kristal Ajaib” karena sifatnya yang mampu membuat air dingin dan membuat tangan beku saat disentuh.
Melihat potensi besar dari es batu, Kwa Wan Hong berinisiatif untuk mengembangkan usaha ini di Indonesia.
Pada tahun 1885, ia mendirikan pabrik es batu balok pertama di Indonesia yang diberi nama N.V. Ijs Fabriek Hoo Hien di Semarang.
Berkat usahanya, ia kemudian dijuluki “Raja Es.” Bisnisnya semakin berkembang, dan pada tahun 1910, ia mendirikan pabrik limun serta membuka cabang pabrik es di beberapa kota, seperti Tegal dan Pekalongan.
Tidak berhenti di sana, pada tahun 1924 dan 1926, ia membangun dua cabang pabrik di Surabaya, kemudian merambah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan membuka pabrik di Jatinegara.
Kesuksesannya dalam mengembangkan bisnis es batu ini meninggalkan jejak yang hingga kini masih dikenang di beberapa daerah bekas pabriknya.
Kisah Kwa Wan Hong tidak hanya menjadi bagian dari sejarah es batu di Indonesia, tetapi juga mencerminkan inovasi dan kegigihan seorang pengusaha lokal yang mampu melihat peluang di balik kebutuhan yang sederhana.
Sumber: Berbagai Referensi
Editor: Redaksi
Posting Komentar