Gapura petilasan Singabawa, di Kelurahan Singosaren. Ist
GARDAJATIM.COM: Desa Singosaren yang saat ini dekenal Kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, menyimpan sejarah yang kaya dan beragam.
Menurut sesepuh desa, (Alm) KH. Syarifudin, SH, yang juga mantan kepala BRI, nama Singosaren berasal dari Warok Singabawa dan warga setempat menyebutnya Mbah Singo yang "sare" (istirahat) di tempat tersebut. Seiring berjalannya waktu, desa tempat Warok Singabawa beristirahat kemudian dinamakan Singosaren.
Warok Singabawa: Legenda dan Sejarah
Warok Singabawa diyakini sebagai Raja Kerajaan Wengker ke-11 dengan gelar Panembahan Wasita Pramana, sebelum kepemimpinan Ki Ageng Ketut Suryaalam, yang lebih dikenal sebagai Ki Ageng Kutu.
Lokasi petilasan Warok Singabawa berada di bawah pohon asem dan terletak di belakang masjid, sekitar 500 meter ke arah timur dari pusat kelurahan Singosaren.
KH. Syarifudin menyatakan, bahwa Warok Singabawa adalah tokoh penting dalam sejarah lokal. Hal ini sejalan dengan pendapat Moelyadi dalam bukunya "Ungkapan Sejarah Wengker dan Reyog Ponorogo" (1986), yang menyebut sosok Singa Prabawa.
Namun, Moelyadi tidak memberikan detail tentang tempat dan asal-usul Singa Prabawa, sehingga informasi dari KH. Syarifudin memberikan perspektif baru tentang warisan sejarah ini.
Warok Singabawa dikenal sebagai tokoh sakti mandraguna dengan banyak murid, termasuk Warok Gunaseca di Siman, Warok Suramenggala di Balong, dan Warok Suragentho. Ia wafat pada tahun 1487, dan kabarnya di makamkan di bumi Kelurahan Ronowijyan (timur Umpo) setahun sebelum Batara Katong mulai menyebarkan dakwah Islam di Ponorogo.
Singosaren dan Tradisi Kerajaan
Selain cerita tentang Warok Singabawa, terdapat pendapat lain mengenai asal-usul Desa Singosaren. Beberapa peneliti berpendapat bahwa nama Singosaren mungkin berasal dari kata "Singosari," yang merujuk pada tempat peristirahatan putri raja.
Hal ini didukung oleh posisi geografis desa yang tidak jauh dari kota lama (Pasarpon) dan adanya nama-nama dusun seperti Nawangsari dan Kepanjen di Singosaren.
Dusun Nawangsari diyakini berasal dari nama pengasuh istri Raden Batara Katong yang keempat, Niken Gandini, sementara Kepanjen dikaitkan dengan Raden Panji.
Melestarikan Warisan dan Sejarah
Apapun asal-usulnya, Desa Singosaren memiliki sejarah yang kaya dan beragam, yang tercermin dalam tradisi dan cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Masyarakat setempat terus mempercayai bahwa Warok Singabawa adalah tokoh yang babad (membuka) Singosaren, sementara peneliti melihat kaitan antara desa ini dengan tradisi kerajaan.
Kisah-kisah ini, baik dari sudut pandang sejarah maupun legenda, memperkaya identitas dan warisan budaya Desa Singosaren, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari sejarah Ponorogo. **
Dikutip dari berbagai sumber
Editor: Fajar.S
Posting Komentar