Gardajatim.com - Bu Dariah adalah salah satu pahlawan perempuan dari Jawa Timur yang berperan aktif dalam Pertempuran Surabaya pada tahun 1945.
Ia dikenal dengan julukan Bu Dar Mortir karena sering melempar kunyahan daun sirih atau tembakau kepada para pejuang yang kurang tertib dalam mengambil ransum makanan. Kunyahan tersebut berbentuk bulat seperti mortir, senjata yang digunakan oleh pasukan Inggris untuk menyerang kota Surabaya.
Bu Dariah lahir di Surabaya pada tahun 1910. Ia menikah dengan seorang pedagang bernama Haji Abdul Karim dan memiliki lima orang anak.
Sebelum Perang Dunia II, ia menjalani kehidupan yang sederhana dan tenang. Namun, ketika Jepang menduduki Indonesia, ia mulai terlibat dalam pergerakan kemerdekaan.
Ia bergabung dengan organisasi perempuan bernama Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bu Dariah merasa sangat gembira dan berharap bahwa Indonesia akan segera bebas dari penjajahan.
Namun, harapan tersebut pupus ketika pasukan Inggris datang ke Surabaya untuk mengambil alih kekuasaan dari Jepang.
Pasukan Inggris bersikap arogan dan merendahkan rakyat Indonesia. Mereka juga menyerang dan membunuh para pejuang yang berusaha mempertahankan kemerdekaan.
Bu Dariah tidak tinggal diam melihat keadaan tersebut. Ia memutuskan untuk ikut berjuang bersama para pejuang lainnya.
Ia bertugas di dapur umum yang menyediakan makanan bagi para pejuang. Ia juga membantu mengumpulkan bahan makanan dari berbagai sumber, bahkan sampai menukar perhiasannya dengan beras. Ia juga turut mengobati dan merawat para pejuang yang terluka.
Salah satu peristiwa yang paling berkesan bagi Bu Dariah adalah ketika ia berhasil menyelamatkan nyawa Bung Tomo, pemimpin perjuangan di Surabaya.
Pada suatu hari, Bung Tomo terluka parah akibat serangan mortir dari pasukan Inggris. Ia dibawa ke rumah Bu Dariah yang berada di dekat dapur umum.
Bu Dariah segera mengobati luka Bung Tomo dengan menggunakan obat tradisional. Ia juga memberikan semangat dan motivasi kepada Bung Tomo agar tidak menyerah. Berkat perawatan Bu Dariah, Bung Tomo berhasil sembuh dan kembali ke medan perang.
Bu Dariah terus berjuang hingga akhir Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Ia menjadi saksi sejarah dari perjuangan rakyat Surabaya yang gigih dan heroik.
Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia yang ingin berkontribusi bagi kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
Bu Dariah meninggal dunia pada tahun 1980. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa di Surabaya.
Atas jasa-jasanya, ia mendapatkan penghargaan Bintang Gerilya dari pemerintah Indonesia.
Ia juga diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam monumen Tugu Pahlawan di Surabaya. Bu Dariah adalah salah satu pahlawan perempuan dari Jawa Timur yang patut kita kenang dan hormati. (Editor: Fajar Setiawan)
Posting Komentar